pagi nan indah di balik merapi
fajar menyinar menyambut pagi.
kicau indah burung menghentak sepi.
dendang panci berdiangkan api.
udara segar berbisik jernih.
indah pantai menampakkan diri.
gelombang laksana gendang berbunyi.
menghempas pantai buih menari.
tapi,
itu dahulu sekali.
kini singa jaman mnerkam ranah.
adat timur bergeser sudah.
budaya asing merajalela.
kicau indah hnya khayalan saja.
udara bersih sembunyi dalam mmpi semata.
ombak bergulat dengan sampah.
buih mnghitam jadi mahkota.
hutan dirambah sesuka hatinya.
satwa tergusur dari ranah.
pindah dan terbunuh taruhannya.
pesiul ulung hdup dlm penjara.
ikan berkubang di sungai keruh.
hilang adat ranah sengsara.
hukum hanya tameng saja.
tanah pusaka tergadai sudah.
warisan sejarah beranjak punah.
tuan ulama dipandang sebelah mata.
mesjid megah sepi jamaah.
kaji beralih tontonan sinema.
ranah kini meratap pilu.
sakit tiada yg mengobati.
banyak yg pandai lupa diri.
yang peduli di cemo'ohi.
bukan berpartisipasi
tapi menghalangi.
wahai umat bernama manusia.
usah dikau tamak dan serakah.
bumi nan indah drusak jangan.
sebab bencana tiada terkira.
dari bukit dan gunung ada bahaya.
tanah longsor, air bah hingga gunung yg muntah.
di lembah tempat air membangun danau dan rawa.
dri pantai gelombang pasang hingga Tsunami telah siaga.
dibawah tanah ada gempa.
diudara angin badai, topan, tornado dan sejenisnya.
Sabtu, 01 April 2017
Syair Ranah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar