Selasa, 11 Oktober 2016

Sejarah Kota Natal Jilid III

Eduard Douwes Dekker: Controleur Natal, 30-11-1842 hingga 25-08-1843

Rumah Multatuli di Natal, 1842 (foto 1910)
Di Natal, Eduard Doewes Dekker tidak bisa menahan keprihatinannya terhadap perlakukan petugas terhadap penduduk. Dekker yang baru beberapa bulan bertugas menjadi tempat ‘curhat’ dan keluh kesah penduduk itu diresponnya dengan baik. Dekker bahkan melakukan advokasi, suatu yang tidak lazim dilakukan oleh pejabat pemerintahan colonial. Pengawas menganggap Dekker tidak pro pemerintah (yang mengeksploitasi) dan malahan pro terhadap penduduk (yang dieksploitasi). Akibatnya, Eduard Doewes Dekker dipanggil ke Padang dan dibebaskan dari tugas controleur dan digantikan oleh H. Dipenhorst.

Kerusuhan yang terjadi pada tahun 1842 sempat direkam oleh Eduard Douwes Dekker yang kala itu menjadi controleur di Natal. Melihat penderitaan rakyat Mandailing dan Ankola, Dekker berbalik arah dan melakukan pembangkangan terhadap kebijakan pemerintah. Oleh karena Dekker manjadi tempat curhat para pimpinan penduduk menyebabkan dirinya dipecat dan diombang-ambingkan bagaikan gelandangan selama setahun di Padang tanpa mendapat gaji dan dihalangi bertemu istri yang tinggal di Batavia. Kisah inilah yang menjadi pemicu awal mengapa Eduard Douwes Dekker dikemudian hari novelnya diberi judul Multatuli (aku yang menderita).

Multatuli (Saya telah menderita)

Eduard Doewes Dekker adalah Controleur Natal. Namun namanya tidak pernah terpublikasi secara resmi. Dalam Almanak Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda tahun 1842 dan tahun 1843 nama controleur Natal tidak mencantumkan nama Eduard Doewes Dekker. Nama yang tercatat dalam Almanak tersebut adalah JH van Meerten, controleur yang sudah berakhir masa tugasnya. Tampaknya, nama Eduard Doewes Dekker ingin dihapus selamanya.

Namun dengan ditemukannya surat-surat Eduard Doewes Dekker (terbukti) dan kenyataannya, Eduard Doewes Dekker telah bertugas sebagai controleur di Natal sekurang-kurangnya antara 30 November 1842 hingga 25 Augustus 1843. Informasi ini telah dengan sendirinya mengkoreksi isi Almanak 1842 atau Almanak 1843.

De Sumatra post, 18-03-1931: ‘Surat dari Eduard Douwes Dekker. Telah ditemukan dari arsip Negara untuk disimpan, controleur di Natal, Eduard Douwes Dekker menulis surat dari 30 November 1842 hingga 25 Augustus 1843. Meskipun isi dari surat-surat ini tidak signifikan dan mengingat hal ini tidak ada kaitannya dengan literatur serius yang telah muncul di dalam tahun perjalanan Multatuli, tapi pasti akan disambut, sebab di dalam surat-surat itu dapat diperhatikan tentang kepribadian (ED Dekker) yang luhur di wilayah kerjanya (di Natal)’.

Hal yang penting dari surat-surat Eduard Doewes Dekker antara 30 November 1842 hingga 25 Augustus 1843 di satu sisi telah menunjukkan jatidirinya sebagai pribadi yang berkarakter yang boleh diartikan sangat peduli terhadap penderitaan penduduk Mandailing/Angkola akibat penerapan koffiestelsel (system tanam paksa), sementara di sisi lain isi surat-surat (yang ditahan tersebut) diduga menjadi penyebab mengapa Eduard Doewes Dekker dipecat dan ditelantarkan setahun di Padang.

Beberapa tahun kemudian, nama Eduard Doewes Dekker karena dianggap tuduhan palsu kepada lalu direhabilitasi. Eduard Doewes Dekker tidak melakukan pelanggaran administrasi (penyelewengan) dan kemanusian tetapi justru menyuarakan perlindungan kemanusiaan. Setelah direhabilitasi Eduard Doewes Dekker dipekerjakan kembali di tempat lain. Selama bertugas di berbagai tempat, Eduard Doewes Dekker masih terus menemukan dan melihat seperti apa yang dilihat, didengar dan dipahaminya di Mandailing/Angkola. Berbagai penderitaan penduduk terus mengiang di telinganya lalu menulis buku berjudul Max Havelaar dengan tokoh Multatuli. Buku ini (terbit 1860) menjadi heboh di Hindia Belanda dan terkenal hingga ini hari. Tokoh Multatuli yang digambarkannya bermula di Natal (penderitaan penduduk Mandailing/Angkola).

Algemeen Handelsblad, 07-07-1842
Eduard Doewes Dekker di Hindia Belanda bukan sendiri. Eduard memiliki saudara kandung bernama Jan Doewes Dekker. Dia adalah seorang militer.






Oleh : Akhir Matua Harahap


Tidak ada komentar:

Posting Komentar