pendidikan pada hakikatnya adalah
pemolaan pengaruh terhadap peserta didik. pemolaan ini dapat brlangsung secara
sistematis dan tidak sistematis. pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk
karakter peserta didik
pendidikan merupakan dasar pertama
yang harus ada pada suatu negara. tanpa adanya pendidikan maka mustahil suatu
kemerdekaan dapat direalisasikan . dengan adanya pendidikan maka akan dilahirkan
para cendekiawan yang kelak akan membangun dan memperjuangkan negaranya dalam
mencapai kemerdekaan dan kemajuan yang pesat. didalam perjalanannya pendidikan
telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi bangsa Indonesia. hal ini
dibuktikan dengan berdirinya pergerakan nasional pertama, yaitu Budi Utomo.
organisasi pertama yang didirikan
oleh para cendekiawan muda yang telah menempuh pendidikan baik didalam negri
maupun di luar negri. yang didalam mewujudkan perannya untuk mencapai
kemerdekaan bangsa Indonesia bergerak di bidang pendidikan dan sosial. langkah
yang pertama mereka adalah dengan mengumpulkan para cendekiawan di Indonesia.
dan mendirikan pusat – pusat pendidikan di seluruh pelosok negri ini. begitu
juga dengan organisasi lainnya seperti Muhammadiyah, nahdatul ulama, dan lainnya
begitu pentingnya pendidikan itu
terselenggera di suatu bangsa/ negara. tanpa adanya pendidikan maka akan sangat
mudah negara tersebut dihancurkan dan di perbudak oleh bangsa lain. baik
buruknya suatu negara dapat kita lihat dari jumlah cendekiawan yang dilahirkan
oleh negara tersebut.
melihat peran pentingnya pendidikan itulah
maka seluruh negara di dunia ini berlomba – lomba di bidang pendidikan. bahkan
pendidikan dijadikan sebagai tujuan dasar bangsa Indonesia sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD 45 alinea IV
“....mencerdaskan kehidupan
bangsa....”
ini merupakan dambaan dari bangsa Indonesia.
namun didalam praktek nya kita lihat sekarang ini bahwa pendidikan hanya lah
sebagai syarat untuk mendapatkan kekayaan dengan cara memonopoli masyarakat
awam. sehingga tak jarak kita lihat praktek membeli ijazah. kalau kita mau
menelaah sistem pendidikan di indonesia, sistem yang dahulu di jalankan
tidaklah kalah hebatnya dengan sistem yang berkembang saat ini. dengan alasan
banyaknya orang – orang berpengaruh yang dilahirkan oleh para pendahulu. hanya
saja sistem itu dianggap sudah tidak cocok lagi dilaksanakan. padahal sistem
itu bisa dimodifikasi menjadi sistem yang lebih baik. namun, tenyata bangsa ini
lebih memilih penerapan sistem diskusi kelompok. dengan seribu dalih bahwa jika
sistem cceramah diberikan ditakutkan tidak ada peserta didik yang mengerti.
maka diperkenalkan sistem “jemput bola”. dimana peserta didik disuruh untuk
belajar secara mandiri dan berkelompok.
didalam penerapannya banyak para pendidik
yang hanya mengambil keuntungan yang besar dari penerapan sistem diskusi ini.
mereka hanya melimpahkan sepenuhnya bahan ajar kepada siswa untuk didiskusikan.
sementera para guru sibuk bercerita diruangannya. ada pula guru yang malas
datang kesekolah dengan alasan bahan ajar telah diberikan kepada siswa.
sungguh hal yang sangat memalukan
yang terjadi saat sekarang ini. para pendidik hanya mengejar jaminan gaji yang
besar bagi mereka. hilang sudah gelar “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” dan berganti
dengan “pahlawan minta bayar jasa”.
saat ini hanya orang – orang kayalah
yang dapat menjadi cendekiawan. sebab tingginya biaya pendididkan dan sedikitnya
ilmu yang diajarkan di sekolah formal. bagi rakyat miskin menyekolahkan anak di
tempat bimbingan belajar adalah hal yang mustahil mereka lakukan. waktu dan
biaya untuk privat itu hampir tidak ada pada anak – anak dari keluarga miskin,
karena mereka sibuk didalam mencari untung.
sudah sewajarnya bangsa ini
memanfaatkan pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah dan pemerintah
harus jeli didalam mengawasi proses pendidikan ini. sehingga tidak ada tindak
pembodohan yang dilakukan oleh orang yang harusnya mendidik dan mengangkat
harkat dan martabat bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar