Jumat, 04 April 2014

pendidikan di indonesia


pendidikan pada hakikatnya adalah pemolaan pengaruh terhadap peserta didik. pemolaan ini dapat brlangsung secara sistematis dan tidak sistematis. pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk karakter peserta didik
pendidikan merupakan dasar pertama yang harus ada pada suatu negara. tanpa adanya pendidikan maka mustahil suatu kemerdekaan dapat direalisasikan . dengan adanya pendidikan maka akan dilahirkan para cendekiawan yang kelak akan membangun dan memperjuangkan negaranya dalam mencapai kemerdekaan dan kemajuan yang pesat. didalam perjalanannya pendidikan telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi bangsa Indonesia. hal ini dibuktikan dengan berdirinya pergerakan nasional pertama, yaitu Budi Utomo.
organisasi pertama yang didirikan oleh para cendekiawan muda yang telah menempuh pendidikan baik didalam negri maupun di luar negri. yang didalam mewujudkan perannya untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia bergerak di bidang pendidikan dan sosial. langkah yang pertama mereka adalah dengan mengumpulkan para cendekiawan di Indonesia. dan mendirikan pusat – pusat pendidikan di seluruh pelosok negri ini. begitu juga dengan organisasi lainnya seperti Muhammadiyah, nahdatul ulama, dan lainnya
begitu pentingnya pendidikan itu terselenggera di suatu bangsa/ negara. tanpa adanya pendidikan maka akan sangat mudah negara tersebut dihancurkan dan di perbudak oleh bangsa lain. baik buruknya suatu negara dapat kita lihat dari jumlah cendekiawan yang dilahirkan oleh negara tersebut.
melihat peran pentingnya pendidikan itulah maka seluruh negara di dunia ini berlomba – lomba di bidang pendidikan. bahkan pendidikan dijadikan sebagai tujuan dasar bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 45 alinea IV
“....mencerdaskan kehidupan bangsa....”
ini merupakan dambaan dari bangsa Indonesia. namun didalam praktek nya kita lihat sekarang ini bahwa pendidikan hanya lah sebagai syarat untuk mendapatkan kekayaan dengan cara memonopoli masyarakat awam. sehingga tak jarak kita lihat praktek membeli ijazah. kalau kita mau menelaah sistem pendidikan di indonesia, sistem yang dahulu di jalankan tidaklah kalah hebatnya dengan sistem yang berkembang saat ini. dengan alasan banyaknya orang – orang berpengaruh yang dilahirkan oleh para pendahulu. hanya saja sistem itu dianggap sudah tidak cocok lagi dilaksanakan. padahal sistem itu bisa dimodifikasi menjadi sistem yang lebih baik. namun, tenyata bangsa ini lebih memilih penerapan sistem diskusi kelompok. dengan seribu dalih bahwa jika sistem cceramah diberikan ditakutkan tidak ada peserta didik yang mengerti. maka diperkenalkan sistem “jemput bola”. dimana peserta didik disuruh untuk belajar secara mandiri dan berkelompok.
didalam penerapannya banyak para pendidik yang hanya mengambil keuntungan yang besar dari penerapan sistem diskusi ini. mereka hanya melimpahkan sepenuhnya bahan ajar kepada siswa untuk didiskusikan. sementera para guru sibuk bercerita diruangannya. ada pula guru yang malas datang kesekolah dengan alasan bahan ajar telah diberikan kepada siswa.
sungguh hal yang sangat memalukan yang terjadi saat sekarang ini. para pendidik hanya mengejar jaminan gaji yang besar bagi mereka. hilang sudah gelar “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” dan berganti dengan “pahlawan minta bayar jasa”.
saat ini hanya orang – orang kayalah yang dapat menjadi cendekiawan. sebab tingginya biaya pendididkan dan sedikitnya ilmu yang diajarkan di sekolah formal. bagi rakyat miskin menyekolahkan anak di tempat bimbingan belajar adalah hal yang mustahil mereka lakukan. waktu dan biaya untuk privat itu hampir tidak ada pada anak – anak dari keluarga miskin, karena mereka sibuk didalam mencari untung.

sudah sewajarnya bangsa ini memanfaatkan pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah dan pemerintah harus jeli didalam mengawasi proses pendidikan ini. sehingga tidak ada tindak pembodohan yang dilakukan oleh orang yang harusnya mendidik dan mengangkat harkat dan martabat bangsa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar